7 Kiat Menjaga Kesehatan Jantung

Penyakit jantung memang menjadi salah satu penyebab utama kematian.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2012 menunjukkan 17,5 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Artinya, angka tersebut mencapai 31 persen dari 56,5 juta kematian di seluruh dunia.
Lebih dari tiga per empat kematian akibat penyakit kardiovaskularnini terjadi di negara berkembang, dan berpenghasilan rendah sampai sedang.
Bagaimana dengan di Indonesia?

Survei Sample Registration System (SRS) pada 2014 menunjukkan Penyakit Jantung Koroner (PJK) di Indonesia menjadi penyebab kematian tertinggi pada semua umur setelah stroke. Jumlahnya mencapai 12,9 persen.
Data Riskedas tahun 2013 juga menunjukkan prevalensi tertinggi untuk penyakit kardiovaskular di Indonesia adalah PJK, sebesar 1,5 persen.
Jika dilihat berdasarkan kelompok umur, PJK paling banyak terjadi pada kelompok umur 65-74 tahun (3,6 persen) diikuti kelompok umur 75 tahun ke atas (3,2 persen), kelompok umur 55-64 tahun (2,1 persen) dan kelompok umur 35-44 tahun (1,33 persen).
Meskipun Anda tidak memiliki kekuatan untuk mengubah beberapa faktor risiko -seperti riwayat keluarga, jenis kelamin atau usia, namun ada beberapa langkah pencegahan yang dapat Anda lakukan.
Anda bisa terhindar dari masalah jantung di masa depan dengan menerapkan gaya hidup sehat.
Berikut adalah tujuh kiat mencegah penyakit jantung.
1. Jauhi rokok
Merokok adalah salah satu faktor risiko paling signifikan untuk mengembangkan penyakit jantung.
Bahan kimia di tembakau dapat merusak jantung dan pembuluh darah, menyebabkan penyempitan arteri akibat penumpukan plak (aterosklerosis).
Atherosclerosis akhirnya dapat menyebabkan serangan jantung.
Karbon monoksida dalam asap rokok menggantikan beberapa oksigen dalam darah. Hal ini meningkatkan tekanan darah dan detak jantung dengan memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memasok kebutuhan oksigen.
Wanita yang merokok dan minum pil KB berisiko lebih besar terkena serangan jantung atau stroke daripada mereka yang tidak merokok atau minum pil KB. Sebab, keduanya dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah.
2. Olahraga 30 menit setiap hari
Aktivitas fisik dapat membantu mengendalikan berat badan dan mengurangi kesempatan  untuk mengembangkan kondisi lain yang dapat membuat tekanan pada jantung, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.
Secara umum, Anda harus melakukan olahraga ringan, seperti berjalan dengan kecepatan tinggi, selama sekitar 30 menit pada hampir setiap hari dalam seminggu.
Berolahraga hanya 10 menit setiap hari pun cukup memberikan manfaat besar untuk jantung.
3. Konsumsi makanan yang baik
Mengonsumsi makanan sehat bisa mengurangi risiko penyakit jantung. Diet kaya buah, sayuran dan biji-bijian dapat membantu melindungi jantung.
Konsumsi juga kacang, produk susu rendah lemak atau bebas lemak, daging tanpa lemak, dan ikan sebagai bagian dari makanan sehat.
Hindari terlalu banyak garam dan gula dalam makanan. Selain itu, membatasi lemak tertentu yang Anda makan juga merupakan hal penting.
Dari jenis lemak - jenuh, polyunsaturated, monounsaturated, dan trans fat, usahakan membatasi atau menghindari lemak jenuh dan lemak trans.
Usahakan menjaga lemak jenuh hingga 5-6 persen dari kalori harian Anda. Dan cobalah untuk menghindari lemak trans dari makanan Anda.
Sumber utama lemak jenuh meliputi: daging merah, produk susu berlemak penuh, kelapa dan minyak sawit.
Sumber lemak trans meliputi: makanan yang digoreng, produk roti, makanan ringan kemasan, margarin, kerupuk, keripik, dan kue kering.
Jika label nutrisi memiliki istilah "sebagian terhidrogenasi" atau "terhidrogenasi," itu berarti produk mengandung lemak trans.
Tapi, Anda tidak perlu memotong semua lemak dari makanan Anda. Lemak sehat dari sumber nabati - seperti alpukat, kacang-kacangan, zaitun dan minyak zaitun - membantu jantung Anda dengan menurunkan jenis kolesterol jahat.
4. Pertahankan berat badan yang sehat
Kelebihan berat badan dapat menyebabkan kondisi yang meningkatkan peluang terkena penyakit jantung -termasuk tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.
Sindrom metabolik -kombinasi lemak di sekitar perut, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi dan trigliserida tinggi, juga meningkatkan risiko penyakit jantung.
Salah satu cara untuk melihat apakah berat badan Anda sehat adalah menghitung indeks massa tubuh (BMI).
Ini yang mempertimbangkan tinggi dan berat badan dalam menentukan apakah Anda memiliki persentase lemak tubuh sehat atau tidak sehat.
Baca juga : 9 Kebiasaan yang Wajib Diterapkan untuk Menjaga Kesehatan Jantung
Angka BMI 25 dan lebih tinggi, umumnya dikaitkan dengan kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke.
Lingkar pinggang juga bisa menjadi alat yang berguna untuk mengukur seberapa banyak lemak perut yang Anda miliki.
Pria umumnya dianggap kelebihan berat badan jika ukuran pinggang mereka lebih besar dari 101,6 centimeter.
Wanita umumnya kelebihan berat badan jika ukuran pinggang mereka lebih besar dari 88,9 centimeter.
5. Tidur cukup dan berkualitas
Kurang tidur tidak hanya membuat Anda menguap sepanjang hari tapi juga membahayakan kesehatan.
Orang yang kurang tidur memiliki risiko obesitas lebih tinggi, tekanan darah tinggi, serangan jantung, diabetes dan depresi.
Kebanyakan orang dewasa membutuhkan tujuh sampai sembilan jam tidur setiap malam.
Salah satu tanda Anda cukup tidur adalah Anda terbangun tanpa alarm dan merasa segar kembali.
Tapi jika membutuhkan perjuangan untuk bangun dari tempat tidur, itu pertanda Anda butuh lebih banyak tidur.
6. Mengelola stres
Beberapa orang mengatasi stres dengan cara yang tidak sehat - seperti makan berlebihan, minum atau merokok.
Menemukan cara alternatif untuk mengelola stres - seperti aktivitas fisik, latihan relaksasi atau meditasi - dapat membantu memperbaiki kesehatan Anda.
7. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur
Tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi bisa merusak jantung dan pembuluh darah Anda.
Namun tanpa tes, Anda mungkin tidak akan tahu apakah Anda memiliki kondisi ini. Lakukan pemetaan untuk memantau kesehatan Anda.
Tekanan darah
Anda harus menjalani tes tekanan darah setidaknya dua tahun sekali untuk menyaring tekanan darah tinggi sebagai faktor risiko penyakit jantung dan stroke, mulai usia 18 tahun.
Jika Anda berusia 40 atau lebih, atau Anda berusia antara 18 dan 39 dengan tekanan darah tinggi yang tinggi, mintalah dokter untuk membaca tekanan darah setiap tahun.
Tekanan darah optimal kurang dari 120/80 milimeter merkuri (mm Hg).
Kadar kolesterol
Orang dewasa umumnya harus mengukur kadar kolesterol setiap lima tahun mulai usia 18 tahun.
Pengujian sebelumnya mungkin dianjurkan jika Anda memiliki faktor risiko lain, seperti riwayat keluarga.
Pemetaan diabetes
Diabetes adalah faktor risiko untuk mengembangkan penyakit jantung, Anda mungkin ingin mempertimbangkan untuk memetakan diabetes.
Jika Anda memiliki kondisi seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, atau diabetes, dokter mungkin meresepkan obat dan merekomendasikan perubahan gaya hidup.
Pastikan untuk minum obat sesuai resep dokter Anda dan ikuti rencana gaya hidup sehat.

Komentar